Seorang massa aksi sedang orasi politik di atas mobil komando (Foto: Gilang) |
Terik matahari mengiringi kerumunan massa aksi di Pertigaan Gejayan pada Sabtu 16 Desember 2023. Massa aksi ini menamai dirinya Aliansi Rakyat Bergerak (ARB). Sebelumnya, kerumunan massa ini melakukan long march dari Bundaran UGM dan tiba di Pertigaan Gejayan pada pukul 14.00 WIB.
Menggemakan tajuk Gejayan Kembali Memanggil, gerombolan yang berpakaian hitam ini meneriakkan kemarahan-kemarahan soal permasalahan yang terjadi. Mulai dari mahalnya biaya pendidikan, merosotnya indeks demokrasi, hingga upah minimum yang tidak sesuai.
Dari ketiga permasalahan itu, ada satu poin yang menarik perhatian, yakni “Rakyat Bergerak: Wujudkan Pendidikan Gratis!” Dalam kajian yang dibuat ARB, terdapat ketimpangan antara biaya pendapatan perkapita dengan biaya pendidikan.
“Biaya pendidikan 21 juta setahun tidak sebanding dengan pendapatan yang sejumlah 44 juta rupiah per tahun,” teriak Bima yang sedang berorasi di atas mobil komando. Pria berkacamata itu menambahkan bahwa hari ini masih banyak mahasiswa yang akhirnya putus kuliah karena Uang Kuliah Tunggal (UKT) terlampau tinggi.
Salah seorang massa aksi dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) juga berorasi soal mahalnya biaya pendidikan. “Kemarin, ada kawan kita dari UNY yang harus bekerja untuk membayar uang kuliahnya, bahkan beliau sampai meninggal karena tidak bisa menjangkau uang kuliah yang mahal,” ucapnya seraya tangan kanannya memegang mic.
Sejalan dengan yang dikatakan Bima dan perwakilan AMP, Baskara selaku humas ARB mengamini hal serupa. “Soal pendidikan, kami menuntut kepada negara untuk mewujudkan pendidikan gratis” ucap pria berambut pirang itu pada Philosofis. Selanjutnya, ia juga menambahkan bahwa pendidikan adalah hak yang sudah sepantasnya menjadi tanggung jawab negara.
Di akhir, salah seorang massa aksi membacakan kajian. “Biaya pendidikan di Indonesia bisa gratis dengan biaya 40-90 triliun rupiah, namun itu semua dikorupsi oleh elit-elit hari ini,” ujar pria yang memegang toa di tangannya. Selanjutnya ia menegaskan bahwa sudah seharusnya hari ini pendidikan menjadi fokus pemerintah untuk memenuhi hak warga negara.
Setelah pembacaan kajian selesai, sekitar pukul 17.30 WIB, massa aksi membubarkan diri. Sembari membubarkan diri, mereka berjalan sambil menyanyikan lagu Buruh Tani.
Danadyaksa Merdeka Wicaksono
Reporter: Afwan Almagfuri dan Iqbal Fauzi Abadi
Editor: Zhafran Hilmy