Puncak acara PKKMB FISHIPOL yang digelar di aula Auditorium UNY. (Foto:Novalia Rahma) |
Kamis, 10 Agustus 2023, Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2023 Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Politik (FISHIPOL) dilaksanakan di Auditorium UNY, tepatnya di sebelah timur Gedung Rektorat. Acara ini berlangsung mulai pukul 07.00 WIB hingga 17.30 WIB. Berbagai rangkaian acara dibawakan PKKMB Fishipol, di puncak PKKMB, panitia merancang kegiatan manajemen aksi.
Pada
pelaksanannya, manajemen aksi dibagi menjadi tiga tahap: pemaparan materi,
pematangan materi dan orasi. Setalah itu mahasiswa baru akan dibagi menjadi dua
kelompok besar guna pemaparan materi.
Selepas
pemaparan materi, mahasiswa baru kemudian dibagi kembali menjadi kelompok kecil
sebagai pendalaman materi. Mahasiswa baru (Maba) dibantu oleh pemandu
masing-masing untuk membedah isu yang mereka dapat. Kemudian sebagai tahap
terakhir dilanjutkan dengan pemaparan hasil penugasan kelompok di bagian depan
ruang aula Auditorium UNY.
“Terdapat pembagian
manajemen aksi, yang pertama ada kelompok orasi (kelompok besar) sebagai
orator. Mereka nanti yang menyuarakan aspirasi dari kelompok kritis (kelompok
kecil) yang berisi kurang lebih 20 orang,” ucap Az Zahra Aulia selaku
Koordinator Acara.
“Ada dua
kasus yang diangkat pada manajemen aksi, yaitu kebakaran hutan dan hoax.
Kelompok kritis dibersamai oleh pemandu bertugas untuk mematangkan materinya,”
lanjutnya ketika ditemui awak Philosofis.
Mengapa
Hanya Kebakaran Hutan dan Hoax?
Pembawaan
tema dalam puncak acara PKKMB FISHIPOL telah dirancang dengan penuh
pertimbangan. Sie acara, yang merumuskan konsep manajemen aksi saling
berkoordinasi dengan koordinator fakultas.
“Sebagai
koorfak, aku hanya pesan ke sie acara untuk menerapkan soal konsep yang aku sudah
buat. Isu-isu yang diangkat itu bener-bener dari panitiaku (sie acara): mulai dari
acara, konsep hingga pembawaan,” ucap Juan selaku Koordinator Fakultas.
Dua
permasalahan yang diangkat pada manajemen aksi sebetulnya diambil dari Suistanable
Development Goals (SDGS). Menurut Bappenas SDGS bertujuan sebagai peningkatan
kesejahteraan ekonomi secara berkelanjutan, tidak hanya itu SGDS juga dirasa mampu
untuk menjaga kualitas lingkungan hidup.
Hal yang
sama juga terjadi di dunia pendidikan, terutama UNY. SDGS menjadi isu yang
penting sebagai kajian dan pengembangan sebagai proyek yang berkelanjutan.
Bahkan UNY memiliki website khusus SDGS sebagai bentuk implementasi dan dukungan terhadap isu-isu yang dibahas.
Pihak
panitia menyebut telah berdiskusi dengan Panitia Inti Panitia Harian (PIPH) dan
sepakat untuk mengkaji dua isu ini. Alasan kebakaran hutan dan hoax diangkat
sebagai isu pada manajemen aksi karena dua masalah tersebut sedang hype diperbincangkan.
“Pertama kita ambil SDGS (kebakaran hutan dan hoax) karena dua kasus tersebut sedang hype belakangan ini,” ucap Az Zahra Aulia ketika ditemui awak Philosofis.
Menghindari
Isu Sensitif Bagi Kampus
Selain sie
acara, dua materi yang dikaji pada PKKMB Fishipol juga telah didiskusikan
kepada dosen pembina panitia PKKMB, hal ini disampaikan langsung oleh Ibu Yumi
selaku dosen pendamping BEM Fishipol. Menurut Ibu Yumi, SDGS adalah tema yang
setiap tahun digalangkan.
Az Zahra
Aulia mengatakan bahwa dua isu yang diangkat pada manajemen aksi sudah sesuai,
mereka menghindari isu-isu sensitif. Namun, dia tidak bisa menjelaskan secara
spesifik apa maksud dari diksi sensitif.
Hal ini
ditegaskan oleh Juan, bahwa dirinya menyetujui dua isu ini daripada topik
lainnya.
“Perihal isu senstif, aku
arahkan agar tidak menyenggol soal birokrasi dan pemerintahan. Hal ini
disebabkan oleh birokrasi yang sangat represif. Ketika aku mendatangi rektorat
untuk rapat bersama koordum, koorfak, ketua display ormawa, dosen pendamping PKKMB UNIV, birokrasi menegaskan bahwa
Fishipol tidak boleh ada unsur demonstrasi, karena menurutnya PKKMB tidak bisa
dimasukkan unsur-unsur yang seperti itu,” ucap Juan.
“Kemudian
dari situ aku menekankan kepada teman-teman panitia jangan sampai menyenggol
soal birokrasi dan pemerintahan,” lanjutnya Siang itu.
Sedari awal
Juan sadar bahwa dirinya tidak akan mengangkat persoalan yang sensitif—mengenai
birokrasi dan pemerintahan. Intervensi birokrasi demi nama baik kampus terus
dilakukan. Kebebasan berpikir dan kebebasan berpendapat adalah harga yang mahal
di kampus biru.
Terkait
pernyataan Juan soal birokrasi, Satria selaku Ketua BEM Fishipol mengonfirmasi
bahwa apa yang dikatakan oleh Juan adalah benar. Bahkan mahasiswa FISHIPOL yang
melangsungkan PKKMB di Gor UNY dilarang membawa atribut yang berbau pergerakan.
Gilang
Kuryantoro
Reporter: Novalia Rahma dan Shesa Nurrita
Editor: Dewa Saputra