Ilustrasi: Kedrick Azman |
Tiga burung mengepak ke angkasa,
angin menari bersama tanpa sengaja. Pada sebuah senja yang senyap dan dingin,
Ibu berdoa, sang malaikat mencatat seksama. “Allohku, Tuhan yang menguasai
jutaan bulir cahaya juga ribuan planet dan galaksi di tata surya. Tuhan yang
maha puisi. Jika suatu hari nanti, tubuhku mulai renta, mata tak lagi
memancarkan cahaya, serta sepi yang aneh berdenyut dalam diriku tanpa aba.
Jika suatu hari nanti suaraku parau
memanggil asma-Mu, dengus letih mulai mengudara, roda usia berjalan tanpa bisa
aku menolaknya. Jika suatu hari nanti kabut demi kabut turun di wajahku,
selembar demi selembar nafasku gugur tersengal. Aku hanya ingin bilang, peluk
anakku, dengan pelukan yang memberi harapan, juga rasa aman. Pelukan yang
menerbitkan cinta dan melumat dendam kepada sesama. Tuhan yang maha puisi,
ketika anak perempuanku telah melihat kelopak dunia, meriap pada arus kehidupan
nyata. Peluk ia dengan selimut mawar dan sayap burung camar. Tuhan yang maha
cahaya, betapa aku berharap Kau mengabulkannya. Aamiin.”
2023
Surat Kecil: Harapan Ibu
Sekitar dua puluh satu tahun yang
lalu, seorang bidadari melahirkanmu. Sesaat sebelum kau meluncur dari kawah
candradimuka itu, ada jeritan, ada erang kesakitan, dan ada sebuah tubuh yang
lemas tak berdaya. Matanya memandang ke langit, mulutnya menguncup tak kuasa
mengeja. Namun, nun jauh di sana, doa-doa terus ia lambungkan untuk kedatangan
malaikat kecilnya. Sedetik berlalu, bidadari itu memelukmu dengan pelukan yang
melerai peperangan serta menghapus kelaparan di setiap zaman.
Kini bidadari itu telah pergi,
terbang ke tempat yang lebih tinggi. Kau harus tabah sebab Tuhan punya rencana
yang lebih indah. Percayalah.
Dwi Hartini, waktu memang seperti
kereta api, melaju cepat tanpa kita sadari, bersamaan denganmu yang tiba-tiba
menginjak dewasa. Ketahuilah kedewasaan berarti kesediaan melewati malam-malam
dengan segudang persoalan. Kedewasaan juga dapat diterjemahkan sebagai
kesediaan menghadapi jutaan kerumitan. Jangan takut hadapi kerumitan itu dengan
mengendarai cahaya yang terbit dari setiap tengadah doa.
2023
Menjelma
Marta Krisna
Ia seorang wanita perkasa dengan
sebilah pedang di punggungnya. Seperti Arjuna atau Drupadi. Ia menembus rahasia
waktu, mengendarai glazur lalu abadi sepersis Ikarus tatkala menembus matahari.
Perempuan itu bernama Marta Krisna, darinya kita belajar bahwa perjuangan yang
sejati bukan melawan kompeni, para bandit atau feodal kelas baru, perjuangan
sejati adalah mendapatkan Dwi Hartini.
2023
Hisyam Bilya Alwajdi
Editor: Ariska Sani