Panggung rakyat dalam aksi aliansri rakyat bergerak (Arak). Philosofis (15/9). |
Aksi hari ini masih dengan isu utama mengenai kenaikan harga BBM. ARAK mengajak semua masyarakat Yogyakarta, khususnya para pedagang untuk menyampaikan keresahannya.
Panggung Rakyat pun digelar, sebagai wadah agar seluruh elemen masyarakat menyampaikan keresahan dan aspirasinya.
“Panggung ini dibuka untuk semua (masyarakat), boleh menyampaikan apapun,” ujar Kontratirano selaku Koordinator Acara pada awak media (15/9).
Beberapa elemen masyarakat seperti, seniman, musisi, wisatawan, dan pedagang Malioboro ikut berdiri di atas panggung itu.
Aksi teatrikal membuka acara di atas Panggung Rakyat. Dalam teatrikal itu, menggambarkan rakyat yang terombang-ambing karena BBM naik.
Selanjutnya, disusul oleh orasi Pak Santoso, salah satu pedagang di Malioboro. “Saya sangat mengapresiasi aksi mahasiswa yang kreatif seperti ini, semoga aspirasi kita semua bisa didengar,” ucapnya kala memegang mic di tangan kanannya.
Kemudian, musisi Syifasativa mulai memetik gitarnya dan menyanyikan beberapa lagu. Beberapa massa aksi ikut melantunkan nyanyian-nyanyian secara bersamaan.
Ia juga menjelaskan, tujuan membuat Panggung Rakyat adalah menghibur masyarakat Yogyakarta sekaligus memberitahu bahwa banyak persoalan negara yang harus dituntaskan.
“Persoalan-persoalan negara hanya bisa dituntaskan dengan suara rakyat yang bersatu,” pungkasnya.
Aksi kali ini berjalan dengan tertib, massa aksi ramai menyampaikan bahwa negara kita sedang tidak baik-baik saja.
Panggung Rakyat ditutup dengan pembakaran Jas Almamater Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai wujud rasa kecewa para mahasiswa kepada alumni-alumni UGM yang saat ini menduduki posisi penting di pemerintahan.
“UGM bukan lagi kampus kerakyatan, banyak alumni UGM seperti presiden kita yang tidak peduli bahwa rakyat kelaparan akibat kenaikan harga BBM.” Ujar mahasiwa UGM yang memimpin acara pembakaran jas almamater tersebut.