Illustrasi: Rachmad Ganta Semendawai |
Tanggal-tanggal akhir
September adalah hari paling membahagiakan bagi saya. Bukan karena ada
peristiwa G30S lho ya, tetapi karena banyak jokes
puncak kegoblokan yang membuat perut kram.
Kelucuan ini berawal dari sejarah Komunisme yang
difafifukan oleh salah seorang anggota Ormas terlarang, sebut saja FPI (bukan
nama asli). Si Doi bilang bahwa Komunisme berasal dari Thomas Darwin.
Sebentar, siapa Thomas Darwin? Jangan-jangan Ketua Komunis Cabang Karangmalang.
Akan tetapi, mari kita lebih fair, mungkin ilmu
saya memang masih kurang. Toh di Google namanya tidak terdeteksi. Bahkan Lord
Thomas Darwin Diningrat tidak memiliki fanspage di laman Facebook.
Sepertinya dugaan saya benar, bahwa jangan-jangan Google dan Facebook sudah
dikuasai Komunis. Marx Zuckerberg?
Takut berasumsi makin liar akan eksistensi
seorang Thomas Darwin, beruntung si bapak sempet jelasin siapa itu
Thomas Darwin. Ternyata bang Thomas ialah ilmuwan yang menganggap bahwa manusia
berasal dari monyet.
Meski demikian, tapi kepala dengan IPK 3.0 saya
masih menolak lupa, alias bertanya-tanya. “Siapa Thomas Darwin cok? Sopo iki
cok?” Demikianlah karena IPK saya di atas 3.0, saya pun masih bertabayun. Bisa
jadi Thomas Darwin adalah saudara kembar hasil inseminasi buatan dari Charles
Darwin yang tidak banyak orang tahu. Luar biasa memang investigasi Si Doi,
pantes organisasinya dilarang.
“PKI sudah menunjukkan eksistensinya!” Teriak
Kivlan Zein, Sang Bapak Pemburu Komunis dengan mata melotot. Skill Sang
Purnawirawan memang tak perlu diragukan lagi menyoal dunia perkomunisan. Sampai
kini ia masih paling ngegas kalo menyuarakan kebangkitan PKI. Dengan jitu
setiap ditanya mana bukti kebangkitan PKI. Dia selalu menjawab “kita lihat saja
nanti!” Luar biasa memang, dari situ bisa dilihat bahwa beliau selain menjadi
veteran tentara, sekaligus merangkap sebagai peramal mandraguna.
Lord Kivlan selalu hadir dengan analisis tajam
bin adiluhung. Ia pernah menjelaskan bahwa gedung kosong yang dahulu digunakan
oleh CC PKI sebagai kantor, secara sengaja dibuat terbengkalai. Menurutnya
gedung itu dengan terencana dikosongkan untuk disiapkan menjadi kantor CC PKI
(lagi).
S3 Pemburu Komunis ini dengan hanya bermodalkan
cerita masa lalu dan perjalanan sejarah (mungkin juga pake mesin waktu),
dengan dahsyat menganalisis teori Materialisme-Dialektika-Nya Marx. Bahwa
kejadian-kejadian yang terjadi di masa lalu bisa meramalkan masa depan. Tak ada
keraguan memang tokoh bangsa yang satu ini, tidak hanya asal meramal. Mungkin
sebentar lagi ada headline berita berjudul, “6 Fakta Kivlan Jen yang Akan
Membuat Mama Lauren Tercengang”
The one and only, The Kivlan Zein
nampaknya sudah hatam belajar Materialisme-Dialektika dari salah satu temannya.
Yakni seorang purnawirawan Jenderal TNI, Kiki Syahnakri. Bang Kiki mengatakan bahwa Materialisme-Dialektika berasal
dari ajaran Plato dan Aristoteles. Wow, sangat mind blowing. Goblok!
(dibaca dengan nada Tretan Muslim). Sepertinya, ia sengaja membuat Karl Marx,
Lenin, dan teman seperkomunisannya geram, kalo denger di neraka.
Demikianlah indikasi lain kebangkitan PKI juga
sudah terbongkar di ruang publik. Hal ini dapat dipantau langsung dalam acara
Rosi di Kompas TV. Jenderal TNI Gatot Nurmantyo secara gamblang mengatakan
bahwa PKI sudah bangkit. “Ada yang mau menghapuskan TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 dan
menolak pemutaran film Pengkhianatan: G30S/PKI, siapa lagi kalau bukan
PKI?”, ucapnya membuktikan dalil dahsyatnya. Mendengar pernyataan
itu, lagi-lagi membuat mulut saya menyeringai lebar.
Sebenarnya dimanakah Pak Gatot pada masa
pemerintahan Presiden Gus Dur? Kok bisa-bisanya ngomong ngawur seperti
itu. Mungkin beliau bertapa di Alas Roban atau mengalienasi diri ke Pantai
Selatan. Sampai-sampai ia tidak tahu kalau yang ingin menghapuskan TAP MPRS
adalah Gus Dur. Begitu pula seniornya dari tentaralah yang menolak pemutaran
film tersebut.
Isu komunis kian panas. Disebut-sebut muncul
Komunis gayabaru di Tanah Air. Kali ini tesis tak terbantahkan ini diungkapkan
oleh kelompok orang yang menamai dirinya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia
(KAMI). KAMI menyebutkan bahwa Komunis gaya baru itu muncul dalam bentuk
“Kapitalisme”. Cok! Cok! Materi stand up opo iki cok!
Sungguh kasihan Aidit di dalam kubur, sudah
berjuang mati-matian melawan Kapitalisme, eh ada sekelompok orang jenius yang
menyamakan Komunis dengan Kapitalis. Jangan-jangan mereka sebenarnya tidak tahu
apa itu Komunis dan Kapitalis? Atau sebenarnya ada yang sedang mencoba
mengedotenseikan PKI untuk bangkit kembali.
Mari senyum sejenak, karna tulisan ini belum
cukup sampai situ, FPI (nama samara, biar ga diciduk) menyebutkan bahwa “PKI =
Liberalisme”. Lagi-lagi, ini adalah jokes yang gak berhenti-henti
mengocok perut, ginjal, dan empedu. Kok bisa menganggap PKI itu Liberal? Bisa
jadi yang mereka maksud itu adalah Partai Kapitalis Indonesia, makanya
disamakan dengan Liberal.
Apabila yang dimaksud itu Partai Komunis
Indonesia, Aidit pasti bangkit dari kubur. Ia muncul dari liang lahat dan
bergentayangan menghantui orang-orang yang menyamakan Komunis dengan Liberal. Literally
hantu-hantu Komunis
Demikianlah puncak dari isu kebangkitan PKI ini
adalah dengan munculnya Wahyu Setiaji. Ia pertama kali muncul di otak Kivlan Zein.
Otak peramal ini melampaui semua pemikir dan teori tentang PKI. Pak Kivlan
menyebutkan bahwa PKI (baru) pimpinan Wahyu Setiaji telah terbentuk dan sudah
siap melakukan pemberontakan dengan 15 juta anggota, bajigur!
15 juta anggota lho, cok! Bahkan massa
imajiner ini mengalahkan Aidit sebagai tokoh emas PKI dengan 10 juta anggota.
Luar biasanya lagi, pemimpin PKI (baru) ini mengumpulkan masa sebanyak itu
tanpa kopi darat (Kopdar). Mungkin, Wahyu Setiaji ini memiliki ilmu raga
sukma sehingga ia bisa mengorganisir masa tanpa membawa tubuhnya. Wih Materialisme
Mistisisme-Dialektika!
Demikianlah kemunculan tokoh fenomenal PKI
(baru) ini bahkan menarik perhatian John Roosa. Profesor asal Kanada itu
amat penasaran dan benar-benar ingin bertemu serta mengulik cara Wahyu Setiaji
mengumpulkan masa sebanyak itu. Akan tetapi, menurut saya sekelas John Rosa
tidak mungkin bisa, hanya orang-orang seperti Pak Kivlan dengan imajinasi luar
biasa yang bisa menemuinya.
John Roosa harus berguru terlebih dahulu dengan Bapak
Pemburu Komunis Indonesia agar bisa menemukan pemimpin PKI (baru). Pak Kivlan
ini memang memiliki ilmu imajinasi yang amat sangat tinggi melampaui siapapun.
Kalo kata Spongebob, “Imajinasi”.
John Rosa sebagai peneliti kelas teri tampaknya
memang harus berkunjung ke markas KAMI dan silaturahmi dengan FPI (masih nama
samaran, biar ngga digeruduk). Supaya bang Rosa bisa memahami PKI gaya baru
dengan haluan Kapitaslime-Liberalismenya dan Mistisismenya
Akhir kata, ada yang lebih berbahaya daripada
bangkitnya PKI, yaitu munculnya kegoblokan yang dirawat dengan subur. Nampaknya
kita memang tidak layak membenci apa yang bahkan tidak kita mengerti!
Zharfran Hilmy
Editor: Irvan Bukori
ilunstratornya nggak pernah ganti ya..?
BalasHapus