Seorang Pedestarian mengucapkan terimakasih setelah diberi bunga oleh massa aksi, Jumat (10/2/2020) |
- Menolak pengesahan RUU Cipta Kerja
- Menuntut pemerintah untuk lebih fokus dalam menangani Pandemi Covid-19
- Menuntut Presiden untuk mencopot Dr. dr. Terawan Agus Putranto dari jabatan Menteri Kesehatan
- Menuntut pemerintah menunda pelaksanaan Pilkada Serentak 2020.
- Menuntut DPR segera mengesahkan RUU PKS
- Memperbaiki sistem pendidikan nasional agar lebih adil, inflasi , dan ilmiah
Penampilan pentas kesenian turut meramaikan jalannya aksi |
Selain itu, dalam serangkaian demonstrasi ini, massa juga sempat
melakukan long march dari Balai Kota Yogyakarta sampai akhirnya menepi
di Pertigaan Jalan Kusumanegara, demi melangsungkan orasi dan pentas kesenian.
Ragam poster dan selebaran leaflet juga meramaikan aksi yang berakhir
sekitar pukul 17:00 WIB.
Philosofis juga sempat melaksanakan wawancara dengan Koordinator Umum Koalisi Masyarakat Resah, Asfar Yakibuntung. Pria yang berasal dari Flores tersebut mengaku mendapat dukungan positif dari warga sekitar.
“Alhamdulillah respons masyarakat positif dan mereka mendukung perjuangan mahasiswa.” Ujarnya, yang ditemui pasca-aksi.
Selaras dengan itu, Aksi ini pun menuai pujian dari salah satu warga, Heri Sunarko salah satunya. Pria yang berasal dari Pontianak ini memberikan pandangannya terhadap demonstrasi tersebut dengan berbahasa Jawa.
“Kalau bunganya bagus, jadi seperti unjuk rasa damai," ucapnya, seraya mengaku sempat wara-wiri, tetapi sama sekali tidak melihat bentrok selama aksi ini.
Namun, klaim tersebut tak sepenuhnya benar. Pasca-aksi segerombolan pelajar sempat dibekuk polisi, karena diduga melakukan pelemparan batu. Namun, pelajar-pelajar tersebut akhirnya dilepaskan karena mereka yang ditangkap tidak terindikasi melakukan pelemparan batu.
Rachmad Ganta Semendawai
Editor: Ahmad Effendi
Reporter: Dissara, Yoga Hanindiya, Nadia Nur Azizah